Ridwan Salamun. Akibat dikeroyok massa yang bertikai antarwarga Kompleks Banda Eli dan Dusun Mangun di Desa Fiditin, Kota Tual, Maluku Utara. Menewaskan seorang jurnalis SUN TV. Alm Ridwan Salamun meniggalkan satu istri, Ny Saodah Toisuta (27), dan satu anak yang masih berusia 3 tahun, Muh Zaki Salamun. Direktur SUN TV Arief Suditomo kepada Kompas.com, Sabtu (21/8/2010) sore ini, mengatakan, almarhum Ridwan Salamun tinggal di Jalan Jenderal Sudirman, RT 05 RW 08, Galunggung, Batu Merah, Ambon, Maluku. Jenazah Ridwan sore ini tiba di rumah duka.
Dari Informasi yang beredar menyebutkan, saat bentrokan terjadi Salamun berada di tengah massa. Dia sedang menjalankan tugas jurnalistiknya. Namun, entah bagaimana, tiba-tiba dia diserang warga Dusun Mangun saat tengah mengambil gambar. "Almarhum Ridwan Salamun baru bekerja sebagai kontributor SUN TV sejak bulan Mei 2010 lalu," kata Arief. Namun demikian, Arief menegaskan tetap menganggap Ridwan bagian dari keluarga besar SUN TV, jaringan MNC Group.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ridwan Salamun tewas dikeroyok massa saat mengabadikan gambar bentrokan antarwarga di Tual, Maluku Tenggara, Sabtu pukul 08.00 WIT atau pukul 10.00 WIB pagi tadi. Menurut informasi PMI, Ridwan dibiarkan terkapar selama dua jam tanpa ada yang menolongnya. Handycam-nya dirampas. Korban tewas dengan luka serius di leher dan tubuhnya.
Ridwan Salamun tewas seketika. Kepala bagian belakangnya mengalami luka serius akibat pukulan benda tajam. Sedangkan kepala Salamun remuk dihantam benda tumpul. Mulut korban juga ditikam besi hingga tembus ke rahang. Kamera korban juga dirampas dan hingga kini belum ditemukan.
Jenazah Salamun sempat tergeletak di jalanan selama dua jam, tanpa ada yang berani mengangkat. Baru setelah itu jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Karel Saswi Tubun Kota Tual untuk diotopsi. Polisi masih mengusut kasus pembunuhan wartawan televisi ini. Arief meminta pihak berwajib menyelidiki kasus ini dan menangkap para pelaku yang membunuh Ridwan secara keji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar