Vagina Kering, Cara Mengatasinya

Si dia sudah menyentuh Anda dengan segala macam cara. Namun vagina Anda tak juga mengeluarkan cairan pelumas alaminya. Akibatnya, penetrasi pun batal dilakukan karena si dia khawatir, Anda bakal kesakitan.

Banyak hal yang menyebabkan vagina kering. Namun, vagina kering paling sering diasosiasikan dengan menopause dan terapi hormon. Zaman sekarang wanita muda pun banyak yang mengalami hal ini, dengan penyebab terbanyak karena alat kontrasepsi oral yang dikonsumsi. Hal ini bisa terjadi karena alat kontrasepsi seperti pil meregulasi estrogen selama sebulan penuh. Tanpa ada alur hormon alami yang naik-turun (ditandai dengan keluarnya cairan lubrikasi), respons tubuh terhadap keinginan seksual bisa berubah.

Kemoterapi; stres; semprotan pembasuh kelamin di toilet; menyusui; obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan, dan yang sejenisnya bisa memicu vagina kering. Hal ini juga bisa menjadi gejala awal kondisi medis atau masalah emosional seseorang. Jadi, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter jika hal ini mulai mengganggu dan mengkhawatirkan, apalagi jika kekeringan pada vagina tersebut disertai rasa terbakar, gatal, sakit, atau kekeringan tetap ada meski sudah diberi pelumas buatan.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi kekeringan pada vagina:

1. Untuk membantu mengurangi kekeringan pada tubuh, banyak-banyaklah minum air. Tak hanya itu saja, menambah asupan air pada tubuh bisa membantu kinerja dan metabolisme tubuh lebih baik.

2. Jangan merokok. Merokok akan menyerang hormon estrogen wanita. Padahal hormon tersebut bertanggung jawab untuk menjaga vagina tetap sehat dan berpelumas.

3. Menurut Drs Andrew Weil dan James Duke lewat penelitian mereka yang diterbitkan di Health Journal, ada beberapa obat herbal yang bisa membantu kondisi seksual dan reproduksi wanita, yakni dong quai, fennel and fenugreek, chasteberry, black cohosh, dan vitamin E. Vitamin E bisa diaplikasikan secara topikal sebagai lubrikan. Namun, ada beberapa orang yang sensitif terhadap vitamin E, jadi pastikan untuk mencobanya terlebih dulu di area lain.

4. Pilih makanan yang tinggi phytoestrogen, seperti kedelai, apel, kacang-kacangan, flaxseed (semacam tumbuhan rami), seledri, alfalfa, dan gandum whole grain.

5. Pilih produk perawatan tubuh tanpa bahan kimia, atau kurangi penggunaan bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit atau tubuh. Perhatikan label-label yang tertera pada sabun, lotion, deterjen, kertas toilet, pembalut, tampon, dan lainnya. Wewangian tambahan dan bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk-produk tadi bisa mengiritasi jaringan kulit yang sensitif, seperti vagina.

6. Banyak terdapat produk lubrikan untuk membantu Anda. Namun, jika Anda khawatir dengan kandungannya, Anda bisa membuatnya sendiri. Berikut adalah tips pembuatan cairan lubrikan buatan sendiri dari seorang bidan bernama Aviva Romm dari Amerika yang belajar di Yale University.
4 sendok teh cocoa butter
4 sendok teh minyak kelapa
2 sendok teh minyak almon
10 tetes minyak esensial sandalwood
10 tetes minyak esensial vanila
Campur bahan-bahannya, simpan di dalam botol kaca, aplikasikan setiap kali dibutuhkan.

7. Salah satu cara untuk meningkatkan cairan vagina adalah dengan ludah yang tentunya lebih aman. Cobalah minta suami Anda untuk menstimulasi dengan oral, atau lakukan posisi 69 atau fellatio, yakni saling menstimulasi oral. Dengan begini, vagina tak hanya basah karena ludah, tetapi juga akan membuat Anda semakin terangsang dan mengeluarkan cairan pelicin secara alami.

8. Jangan tinggalkan seks. Aktivitas seksual yang rutin akan menambah aliran darah ke area genital Anda, yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah cairan lubrikasi Anda.

sumber: kompas & doktersehat

3 komentar:

  1. hmm... info berguna... tentunya untuk para istri... sebagai para suami... boleh juga share dengan istrinya...

    BalasHapus