Alat pengubah suara menjadi teks akan segera dipasarkan. Kabar gembira untuk para pelantun cerita indah yang sulit untuk menuliskannya. Teknologi Pengubah Suara Jadi Teks ini ada baiknya dan akan ada juga tidak baiknya. Setiap teknologi baru tentu punya dampak positif dan dampak negatif. Cerita baik buruknya nanti saka decxh, pokoknya saya turut berbangga dengan lahirnya teknologi baru ini dan segera dipasarkan, apalagi ini produk dalam negeri lho. Jadi begini ceritanya; Sejarah panjang tradisi tulis-menulis memasuki babak barunya saat ini. Kini dengan hanya menggunakan suara anda telah bisa merangkai kata-kata,bukan lagi menggunakan tangan, tapi cukup mulut yang akan "menulis." Itu berkat lompatan teknologi pengubah suara menjadi teks berbahasa Indonesia hasil rekayasa berbasis operasi komputer Linux.
Peranti hasil rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT bekerja sama dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) itu segera dipasarkan. Pihak BPPT memiliki royalti 20 persen dari penjualan perangkat teknologi itu.
Lisensi memproduksi dan menjual diberikan kepada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) untuk jangka waktu lima tahun. Bentuk kerja sama ini diharapkan berkembang untuk hasil-hasil riset BPPT lainnya.
Presiden Direktur PT Inti Irfan Setiaputra mengatakan, teknologi perisalah menggantikan peran notulis dalam suatu rapat atau sidang. Kecepatan penulisan suara dapat diperoleh seketika dengan tingkat keakurasian 85 persen, bisa diupayakan menjadi 100 persen melalui proses perbaikan dari hasil rekaman yang tersedia.
Penjualan perisalah rapat tersebut dibagi menjadi sistem tunggal dengan harga Rp 200 juta per unit, sedangkan sistem multi seharga Rp 500 juta per unit. Perbedaannya terletak pada sistem multi yang bisa untuk agenda sidang yang tidak terbatas jumlahnya.
PT Inti sudah membayarkan di muka Rp 2 miliar kepada BPPT untuk hak eksklusif dan lisensi produksi dan penjualan perisalah ini. Rekayasa teknologi informasi ini dirintis Oskar Riandi dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT. Menurut Oskar, pengambilan model ucapan sudah mencapai 190.000 kata dari hampir semua dialek suku bangsa di Indonesia. Jumlah ini sudah cukup meningkat dari sebelumnya sejumlah 60.000 kata.
Peluncuran teknologi perisalah rapat ini direncanakan pada 19 Mei 2010 di Jakarta. Pengembangan lebih lanjut ialah pada proses pengidentifikasian narasumber dengan memasukkan karakter suara.
Saat ini, identifikasi narasumber bergantung pada identifikasi mikrofon yang digunakan. Inovasi lebih lanjut, pada pengidentifikasian karakter suara narasumber. Teknologi ini sudah diuji coba untuk mengubah suara dari orasi menjadi teks secara seketika. Uji coba dilaksanakan di beberapa instansi pemerintah, di antaranya Sekretariat Negara, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pimpinan Daerah, dan Kementerian Keuangan.
Nah.. begitulah sekelumit cerita tentang akan diluncurkannya Alat Pengubah Suara Jadi Teks. Semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-bainya. Mari kita cintai produk dalam negeri yang kualitasnya juga tidak kalah dengan produk luar.
Wow keren dong, bisa mengubah suara menjadi teks
BalasHapusmantaps, anak Indonesia emang gak kalah sebenernya dengan prestasi negara lain.
Seandainya alat itu dibawa ke kebon binatang, pasti dia akan menulis teks:
Hoaaamm dikandang harimau, kwek-kwek dikandang Itik, sszzssss dikandang ular
cuma lagi bingung ngebayangin kalo alat jenius itu dibawa ke toilet umum. Kira2 dia akan menuliskan teks apa ya? hehehe
Dat...kok tumben indak pernah apel ke humz ku syihh..
Luar Biasa, Rupanya Linux juga ikut Andil dalam Perkembangan Teknologi ini, Jadi lebih menarik Linux, Jadi tambah mikir Pakai WIndows, :)..
BalasHapusSelalu Nomor 2. hehe
mantapz bro infox
BalasHapus