Perampokan Bank CIMB Niaga Medan yang terjadi Rabu (18/08) lalu menggunakan senjata AK-56 dan pistol jenis FN saat beraksi. Senjata AK-56 sendiri merupakan sisa-sisa dari konflik di Aceh. Perampok yang berangotakan 16 orang itu berhasil menggasak seorang anggota Brimob Sumatera Utara, Briptu Immanuel Simanjuntak hingga tewas.
"Bukan AK-47. Yang dipakai AK-56. Itu dipakai saat konflik di Aceh," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno saat dihubungi detikcom, Senin (23/8/2010). Oegroseno mengatakan, senjata AK-56 tersebut bukan standar yang dipakai anggota TNI-Polri. Senjata tersebut barang selundupan dari luar negeri saat konflik di Aceh. "Itu yang dibeli di pasar gelap," ujarnya. Senjata M-16 yang dipakai salah satu perampok, merupakan senjata milik anggota Brimob Briptu Imanuel Simanjuntak yang dirampas. Briptu Imanuel sempat menembak salah seorang pelaku namun tidak melukai pelaku tersebut. Padahal senjata M-16 yang dirampas pelaku berisi peluru tajam, bukan peluru karet.
"M-16 itu senjata yang dirampas dari Brimob yang berjaga itu," ungkapnya. Menurut Oegroseno, perampokan CIMB Niaga murni kriminalitas. Belum ada keterkaitan dengan terorisme. Penyidik juga masih terus mengejar para pelaku. "Semua kita curigai kita periksa," ungkapnya. Sebelumnya diberitakan senjata yang dipakai kawanan perampok yakni M-16, AK-47, dan pistol jenis FN.
Mengenai asal senjata api, Oegro mengatakan, masih diselidiki.Kapolda juga menyampaikan pola perampokan di Bank CIMB Niaga ini memiliki kesamaan modus dengan sejumlah aksi perampokan bersenjata api lainnya di kota Medan dan sejumlah kota lain yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. Saat dikonfirmasi pada dinihari sempat terjadi bakutembak di kawasan Lau Dendang, Deliserdang antara Kepolisian dengan para perampok Oegroseno membantahnya. “Itu tidak benar dan sampai sekarang belum ada pelaku yang berhasil ditangkap,” tegasnya.
Wartawan di Kota Medan sempat dihebohkan dengan kabar bahwa kepolisian telah berhasil membekuk beberapa tersangka perampokan. Bahkan salah seorang diantaranya terpaksa ditembak mati karena melawan. Oegro memastikan, pengejaran pelaku masih terus dilakukan. "Bila nanti memang telah tertangkap pasti kita beritahukan. Namun hingga kini belum ada,” tandasnya lagi.
Dijelaskan, Poldasu hingga kini telah berkoordinasi dengan TNI untuk membantu mengungkap kasus perampokan bersenjata api tersebut. Sedangkan untuk jumlah saksi mata yang telah dimintai keterangan hingga kini sudah berjumlah 16 orang lebih untuk melengkapi data dan informasi yang cukup untuk mengungkap kasus ini. Untuk menyelidiki dan mengejar para pelaku, Polda Sumut mendapat bantuan dari Laboratorium Forensik Mabes Polri yang diturunkan ke lokasi kejadian. Pantauan di lokasi kejadian, terlihat Tim Labfor Mabes Polri yang berjumlah 4 orang mendatangi TKP dengan membawa sejumlah peralatan lengkap untuk membantu identifikasi sejumlah barang bukti.
Fokus penyelidikan petugas dilakukan di sekitar lokasi anjungan tunai mandiri tempat ditemukan jenazah Manuel Simanjuntak. Selain itu, tim ini juga melakukan identifikasi di halaman kantor dan ruko yang berdempetan langsung dengan bank.
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin ketika dikonfirmasi soal perkembangan penyelidikan perampokan tersebut, mengaku belum ada menunjukkan hasil atau perkembangan berarti. “Sampai saat ini, belum ada perkembanganberarti dari hasil penyelidikan sementara,” katanya via telepon genggam. Ditanya mengenai kemungkinan dibuat sketsa wajah pelaku, Baharudin mengakui hal itu sulit dilakukan. Pasalnya, para pelaku menggunakan helm dan penutup wajah. AK-56 Senjata Perampok Bank di Medan
heboh nih
BalasHapusdapat senjata dari mana ya bro spesifikasinya lebih tinggi dari senapan standar TNI AK-56
BalasHapusapa kabar lama tak menjenguk rumah hebat ini