Final Destination 4, Susahnya Menunda Mati

Nick O'Bannon (Bobby Campo) yang sedang asik melihat pertandingan di arena balap mobil bersama dengan teman-temannya, tiba-tiba mendapat firasat buruk yang sangat menakutkan. Dalam bayangan yang tiba-tiba hadir dalam otaknya, semua orang yang ada di sirkuit balap akan mati dengan cara tragis.

Ia pun tersentak dari lamunan dan segera mengajak teman-temannya keluar dari dari lokasi pertandingan. Pertengkaran Nick dengan teman-temannya, berujung pada marahnya beberapa orang penonton. Seorang satpam bernama George Lanter (Mykelti Williamson) berusaha melerai dan akhirnya berhasil mengeluarkan orang-orang yang bertengkar.

Saat mereka sampai di luar itulah, semua gambaran yang tadi masuk dalam penglihatan Nick menjadi kenyataan. Satu ledakan besar dari salah satu mobil balap, memicu tabrakan berikutnya. Hampir semua penonton tewas menggenaskan. Mereka pun takut mendekat, karena properti mobil balap beterbangan mencari mangsa.

Setelah insiden arena balap, Nick terus mendapat bayangan kematian tragis lainnya. Salah satunya, bayangan lelaki yang diseret mobil, mati dalam keadaan tubuh dirantai. Rupanya, lelaki yang dimaksud dalam pikiran Nick, adalah lelaki yang diselamatkan di arena balap. Karena waktu itu dihalangi Lanter masuk ke dalam untuk menyelamatkan istrinya, ia pun jadi dendam.

Sayang, rantai yang tadi dipersiapkan untuk menyeret Lanter, malah berbalik menyeret dirinya sendiri. Lelaki itupun mati dalam keadaan tubuh tidak utuh lagi.

Bayangan berikutnya, ditangkap Nick akan terjadi pada korban selamat lainnya. Rupanya seorang ibu terkena lentingan batu pipih yang tadi di lempar oleh anaknya sendiri. Batu itu tergilas oleh mesin potong rumput, sehingga terjadilah lentingan tak di duga itu.

Bayangan berikutnya lebih parah lagi. Nick melihat dua rekannya, Hunt Wynorski (Nick Zano), Janet Cunningham (Haley Webb) akan mati dalam kepungan air. Agar kematian itu tidak terjadi, Nick langsung meminta bantuan Lori Milligan (Shantel VanSanten) pacarnya, dan juga Lanter.

Mereka berbagi tugas mencari keduanya. Sayang, telepon seluler mereka ada-ada saja masalah. Jika tidak masalah sinyal, pasti bising atau baterai Hand Phone (HP) yang tiba-tiba drop. Sehingga akhirnya, mereka tidak bisa diingatkan dari bencana yang akan menimpa.

Lori dan Lanter datang tepat pada waktunya. Janet yang waktu itu masuk pemandian mobil, sedang berada dalam kondisi sangat mengkuatirkan. Beberapa properti pencucian mobil yang sudah tua, rusak di sana sini. Atap mobilnya tiba-tiba tidak bisa pula buka tutup.

Pipa air yang ada di atas kepala Janet tiba-tiba putus dan langsung mengucurkan air yang sangat deras. Rupanya, mobil Janet memiliki kepad udara yang super hebat. Sehingga air tidak bisa keluar dari celah pintu mobil. Ia pun hampir mati tenggelam dalam mobilnya sendiri.
Saat ia nekat keluar dari atap mobil yang buka setengah, berujung pada terjepitnya kepala Janet. Kontan Janet panik dan berteriak sekuat mungkin. Sayang tak ada satupun yang mendengar. Kepala Janet terancam terpenggal sampai putus. Untunglah dorongan mobil Lori, berhasil menyelamatkan Janet yang dalam kondisi kritis.

Di tempat lain, Nick mencoba mencari Hunt. Ia idak tahu, kalau Hunt sedang meregang nyawa di dalam kolam renang. Mesin penghisap air kolam secara tak sengaja ia hidupkan. Sambil santai di kursi renang, ia mainkan sebuah koin yang selama ini dianggapnya koin keberuntungan.

Tak sengaja, koin itu terlempar dan langsung masuk dalam lobang kolam. Hunt berupaya mengambil kembali. Saat itulah, ia tersedot mesin pompa air dengan posisi dubur di lobang kolam. Hidup Hunt akhirnya berakhir tragis. Semua isi bagian dalam tubuh Hunt tersedot dan berserakan kelantai renang.

Nick akhirnya pulang dengan tangan hampa. Di rumah ia kembali mendapat bayangan kematian berikutnya. Beberapa penonton arena balap yang selamat, akan menemui ajal di rumah sakit. Berdua dengan Lanter, ia pergi ke rumah sakit. Sayang ia tidak bisa mencegah datangnya kematian.

Saat menuju mobil, peristiwa tragis pun menimpa Lanter. Ia tertabrak mobil, karena tak konsentrasi saat menyeberang. Nick akhirnya pulang dengan balutan kengerian.

Tiba di rumah, bayangan kematian kembali medatanginya. Kali ini ada bayangan Lori dan Janet dalam kondisi terancam maut. Dalam bayangan yang ia dapat, Janet mati tertusuk pecahan kayu, sedangkan Lori, mati dijepit eskalator. Nick sendiri mati karena ledakan besar di bioskop.

Nick segera mengubah rencana, untuk tidak segera menemui Lori dan Janet. Ia lebih senang mematikan api di ruangan penghubung yang banyak tabung gas. Walau tangannya cedera terpaku oleh alat yang tiba-tiba jatuh dari meja, Nick berhasil menggagalkan kematian banyak orang. Namanya tiba-tiba jadi terkenal.

Hingga pada suatu hari, nick pergi ke sebuah cafe. Ia pun melihat seorang tukang yang bekerja di atas jenjang yang sudah tua. Nick langsung menasehati, agar menggantikan jenjang tersebut dengan yang lebih baik.

Saat Nick sudah sampai di cafe dan duduk bergabung dengan Lori dan Janet, ia pun mendapat firasat buruk lagi. Satu truk besar datang menyelonong dan tanpa ampun menggilas ketiganya sampai mati.

Film garapan Sutradara David R. Ellis ini, seolah-olah menjadi bukti akan ajal yang tidak bia ditunda barang sebentar pun. Walau sudah diberi firasat hebat, tetap tidak bisa menolak kematian.

Terkait ide, sepertinya mirip dengan kisah seorang pemuda yang melarikan nyawanya, dari kejaran Malaikat maut zaman nabi Sulaiman. Ia tetap tidak bisa mengamankan selembar nyawanya.

3 komentar: